Kesendirian

saat aku sendirian, aku merasa lebih manusia dari manusia pada umumnya. seketika, aku mampu melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. terus mencari makna besar, yang tersimpan rapat di balik hal-hal kecil yang sering luput dari kepekaan panca indera.

puisi, lagu, buku. ratusan kata-kata aku muntahkan disana. ribuan ingatan tentangmu aku bakar hangus-hangus dalam tungku api semesta yang disebut manusia sebagai doa.

tentang luka? bagiku itu pintu surga. terbiasa sendirian ditengah keramaian membuatku berpikir, kira-kira, berapa banyak danau yang bisa terbentuk dari air mata manusia-manusia itu? air mata yang terpaksa mampat, sengaja disumbat oleh topeng-topeng gengsi. 

sering aku tertawa sendirian. padahal tidak ada kau.

PULANG

rupa kota ini sudah banyak yang berubah, tapi disetiap sudutnya masih bisa aku lihat sekelebat wajahmu.

jalanan kota ini sudah banyak yang diperbaiki, tapi ingatanku masih menemukan geronjal ketika melewati rute mengantarmu pulang dahulu.

pohon-pohon boleh ditebangi, gedung-gedung boleh dibangun sedemikian tinggi, tapi tidak ada yang boleh melarangku mendatangi sederhana desa di tengah riuhnya kota; senyumanmu.

aku tidak berjanji untuk selalu pulang tepat waktu. tapi sayangku, aku akan selalu pulang dalam keadaan mencintaimu.

Jujur



kalau ingin dia jujur, jangan tuntut dia untuk berjanji. tidak usah berjanji agar dia tidak perlu berbohong.

kalau ingin dia jujur, jangan diikat. biarkan dia bebas untuk melakukan apa yang ia mau. dia akan jujur karena kesadaran, bukan paksaan.

kalau ingin dia jujur, jangan mencoba mengubah dirinya. biarkan dia apa adanya, semaunya. saat ia merasa diterima seluruhnya, dia akan jujur, ingin selalu dekat, dan menjadikan dirinya yang terbaik untukmu.

kalau ingin dia jujur, jangan sekalipun menghakimi. cukup nikmati tingkah lakunya. tidak perlu sakit hati jika kelakuannya tidak sesuai inginmu. tidak perlu juga untuk berusaha membuat dia suka padamu.

berikan ia cinta tanpa kondisi, sebatas kemampuanmu. jika saatnya pergi, pergi. jika saatnya bertemu, bertemu.

saat dia merasakan ketulusan, dia yang akan pergi mencarimu.

SENDIRI



suatu saat nanti, kita akan menyadari jika sendiri itu tidak menyenangkan.

kita akan membutuhkan seseorang untuk menemani kita. ketika sakit ada yang merawat, ketika hujan ada yang menemani bicara.

manusia memang diciptakan berpasang-pasangan, pertahankan ia yang datang dengan sejuta ketulusannya. tinggalkan ia yang tidak bisa menerima kekuranganmu.

perjuangkan ia yang tidak mengingkari janjinya pada Allah untuk tidak mengecewakanmu, tidak mengasarimu walau dengan satu tarikan tangan sekalipun, dan tidak pernah dengan sengaja melukaimu dengan dustanya.

dengannya, bangunlah rumah tangga yang sakinah.

saat itu, yang kamu rasakan hanya cinta. tanpa gengsi, tanpa emosi, tanpa asumsi jika akan dikhianati. tentram dan damai penuh kasih sayang bersamanya.

sampai suatu hari nanti, waktu akan mempertemukan kalian pada kehidupan surga.

lalu kalian akan bertemu kembali seperti dua remaja yang bertemu tanpa perencanaan. adakah yang lebih mendebarkan dari pertemuan yang tidak disengaja? Allah memang pandai membuat salah tingkah makhluknya. indah bukan?

jangan biarkan dirimu sendirian. sekarang, jagalah iman karena-Nya. karena berdua itu lebih menyenangkan.

sebut satu nama yang kamu harap akan menemanimu selamanya, pejamkan mata, mulai doakan dia.

Sebelum Aku Berhenti Mencintaimu



aku tahu, kadang-kadang hidup itu tidak adil menurut kita. tapi Allah selalu punya rencana-Nya sendiri dan betapa Allah selalu bersikap adil kepada manusia.

aku berencana mencintaimu. menjaga bahagiamu. tapi menurut Allah, aku lebih baik mencari jalan yang berbeda. mungkin menurut Allah, kita berdua bisa jadi akan menjadi dua orang yang paling berbahagia jika bersama. karena itulah Allah memutuskan untuk membagi kebahagiaan kita kepada orang lain secara adil, dengan cara tidak menjadikan kita bersama.

itu pikiran positifku. benar atau tidaknya, aku lebih suka berpikir seperti itu.

yang harus kamu ingat hanyalah, sebelum aku tak lagi mencintaimu, kamu pernah menjadi bagian paling menyenangkan dalam ceritaku.

sebuah cerita selalu memiliki akhir, bukan?

Buat Apa?

aku suka menulis, walau sering dibilang omong doang, tidak ada aksi. karena ketika mataku hanya mampu menatap, pemikiranku harus bisa abadi menetap. (suatu hari, aku harap kau mau membaca tulisan-tulisanku.)


aku suka baca buku, walau sering dianggap culun. karena aku sadar wajahku pas-pasan. jadi bahan obrolanku denganmu tidak boleh pas-pasan. (suatu hari, aku harap kau mau membaca dan mendiskusikan buku-bukuku.)


aku memang belum lulus kuliah. karena 'kebelum-lulusanku' membuatku memiliki lebih banyak waktu untuk menempa diri, demi membantuku saat 'kesudah-lulusanku.'


aku hidup di dunia tidak untuk membuat orang lain terkesan. kamu tidak perlu setuju dengan apa yang aku lakukan. kamu hanya perlu jujur tentang apa yang ingin kamu lakukan. buat apa merendahkan harga diri untuk mengikuti arus omongan orang lain?


sabar bukan berarti terus diam dan menumpuk amarah di hatimu. sabar adalah berani mengungkapkan apa yang membuatmu terganggu tanpa harus kehilangan kontrol atas emosimu.


ayo mulai jujur dengan diri sendiri :)