NIAT

"Innamal A'malu Binniyat Wa Innama Likullimriin Ma Nawa" 
Sesungguhnya segala perbuatan itu disertai dengan niat dan segala perkara itu tergantung apa yang diniatkan. (HR Bukhari)




Niat ibarat sebuah pertigaan di jalanan kota. Ia menentukan mau dibawa kemana kaki kita melangkah. Ia lebih halus dari butir pasir dan lebih mikro dari atom. Ia berbahaya. Merasuki hati tanpa kita rasa. Batas surga dan neraka seakan berada dalam genggamannya. Terkadang, niat membuat kita menjadi tentara kebenaran yang membantai keburukan-keburukan diri. Di waktu lain, ia menjadikan kita sebagai budak kebathilan yang enggan menerima kebenaran. Niat ibarat sebuah ombak tinggi di samudera, mengombang-ambingkan perahu jiwa dalam keraguan. Bahkan, kapten kapal yang paling mahir pun terkadang dipaksa pasrah pada kekuatan ombak. Hanya keyakinan penuh pada Sang Penciptalah yang membuatnya tetap berani untuk terus mengendalikan kapal kehidupan.

Menjadi Tua Bersamamu



Assalamu'alaikum.

Ka, malam ini aku baru saja melihat kembali video yang aku buat sekitar dua tahun lalu, saat aku belum mengenalmu. Aku masih ingat bagaimana peningnya kepalaku saat menggambar ratusan scene itu dan menatanya satu persatu agar ia terlihat bergerak dan hidup. Dalam ilmu videografi, teknik itu disebut stop motion. Dibantu oleh seorang temanku, aku menyelesaikan project itu dalam satu bulan. Selama itulah aku merelakan jam tidurku berkurang untuk hal yang aku harap mampu membuat siapapun yang melihatnya tersipu malu. Semoga saja.

Sejak kali pertama aku mendengar lagu "I Wanna Grow Old With You" yang dinyanyikan oleh Adam Sandler dalam sebuah film lawas, aku berniat membuat dan menyimpan video yang berdurasi tak lebih dari dua menit ini untuk kemudian kuberikan kepada seseorang yang menurutku benar-benar berhak mendapatkannya.

Waktu membawaku padamu.

***

Ingatanku terlempar ke hari-hari pertama saat kita saling belajar jatuh cinta. Kamu menjadi mahasiswi semester satu yang polos dan lugu, sementara aku menjadi mahasiswa semester tujuh yang sok dan belagu. Kita bertukar senyum dengan malu-malu. Beberapa bulan kemudian, kita saling bertelepon penuh canda. Baru berhenti jika salah satu dari kita kehabisan pulsa.

I wanna make you smile,
Whenever you are sad.
Carry you around,
When your arthritis is bad.
All I wanna do is grow old with you.

Aku ingat saat kali pertama aku mengantarmu pulang dari sebuah acara keakraban mahasiswa baru yang diadakan oleh pihak kampus. Dingin udara malam tidak mampu meredam panas-dingin tubuhku yang gugup saat kamu merapatkan tubuhmu ke tubuhku.
      
"Jalannya pelan-pelan. Aku takut!" katamu setengah berteriak, mencoba mengalahkan bising suara knalpot motor yang lalu lalang di jalan yang kita lewati.
       
"Siap, mbak! tukang ojek mah nurut apa kata penumpang biar dibayar mahal!" candaku sambil perlahan-lahan memperlambat laju motorku.

Mungkin kamu tidak sadar, Ka. Sering aku memperlambat laju motorku saat mengantarmu pulang. Itu ulah rinduku yang menolak perpisahan. Sebab ketika kita sampai di depan kost mu, melihat punggungmu hilang ditelan gerbang yang menutup, kemudian pergi setelahnya, dengan keterlaluannya rindu langsung menampilkan diri.

Begitulah, betapa aku ingin berlama-lama memboncengmu dan membicarakan hal-hal ringan diatas sepeda motorku.

Kalau kau tahu, Ka. Denganmu, aku mulai berhenti mengutuk kemacetan lalu lintas dan mulai belajar menikmatinya. Karena setiap detik bersamamu kunikmati.

I'll get you medicine when your tummy aches
Build your fire if the furnace breaks
Oh, it could be so nice growing old with you.

Ka, ingatkah kamu saat kamu secara tiba-tiba meneleponku tengah malam, mengeluhkan perutmu yang sakit dan kepalamu yang terasa berat? Dari suaramu, aku bisa menebak bahwa kamu sedang menahan sakit yang teramat sangat. Mungkin saat itu kamu juga sedang menahan tangis. Ka, detik itu, kamu berhasil membuatku ketakutan!

Saat itu aku sedang lembur mengerjakan skripsi yang harus aku serahkan kepada dosenku keesokan hari. Mendengar kabarmu, aku segera berganti pakaian dan menyiapkan motor bututku untuk kemudian menuju minimarket terdekat dan membelikanmu beberapa buah biskuit, sekaleng susu, dan sekotak obat. Sampai di depan kost-mu, aku baru tersadar bahwa aku tidak sempat mengenakan jaket. Kau bisa bayangkan, hawa dingin kota ini menusuk hingga ke sumsum tulangku, menggigilkan tubuh kurusku. Meski aku tahu bahwa angin malam tidak baik untuk kesehatanku. Tapi, mendengarmu menahan sakit, aku menjelma menjadi tokoh superhero yang tidak mempedulikan dingin, panas, atau apapun yang menghambat pertemuanku denganmu. Aku ingin menjagamu sedemikian rupa. Aku ingin memastikan kamu baik-baik saja.

I'll miss you
Kiss you
Give you my coat when you are cold

Need you
Feed you
Even let you hold the remote control

Ka, bukankah jatuh cinta berarti bicara tentang pengorbanan? Bukankah jatuh cinta berarti bicara tentang keberanian yang muncul entah darimana datangnya? Bukankah seseorang yang sedang jatuh cinta, sering melakukan hal-hal yang tidak masuk akal hanya untuk mendapatkan perhatian? Bukankah jatuh cinta berarti bicara tentang keikhlasan mengurangi ego dan memperluas sabar?

Bagi seorang lelaki, jatuh cinta berarti keberanian menghalau kecoa, cicak, atau apapun yang membuatmu menjerit ketakutan. Bagi seorang lelaki, jatuh cinta berarti sudi menahan dingin karena berbagi jaket dan mengenakannya ke tubuhmu saat melihatmu mengigil. Bagi seorang lelaki, jatuh cinta berarti menggenggam tanganmu saat menyeberang dan berjalan di sisi luar jalan hanya untuk melindungimu. Bagi seorang lelaki, jatuh cinta berarti menyediakan bahunya yang tidak begitu bidang sebagai tempatmu menangis, memasang telinga untukmu menceritakan lelucon yang sama berulang-ulang, dan pelukan-pelukan untuk menenangkanmu yang terkadang berpikir kejauhan.

So let me do the dishes in our kitchen sink
Put you to bed if you've had too much to drink

Ka, aku bahagia bisa membuat video ini dan memberikannya untukmu. Aku bahagia bisa menuliskan surat ini meski aku ragu kamu memiliki waktu untuk membacanya. Sesekali, izinkan aku merasakan kembali lembut telapak tanganmu saat kamu menyalamiku sambil berkata, "Ih, kamu.. Terima kasih... Terima kasih... Aku suka banget.. Ini manis banget...". Izinkan aku melihat kembali matamu yang sembab, tapi bahagia itu.

Sementara aku merindukan wajahmu yang tersenyum manis dan memperlihatkan lesung pipit di pipi merah mudamu itu, lagu dalam video ini sudah sampai di bagian terakhirnya.

Oh, I could be the man... who grows old with you..
I wanna grow old with you..

Kamu boleh menganggapku aneh, Ka. Kamu boleh menganggap semua ini tidak masuk akal. Tapi aku tidak pernah memutuskan kepada siapa aku bisa jatuh cinta. Ia mengalir begitu saja seperti rintik hujan yang membasahi bumi, kemudian bermuara di kedalaman matamu. Sejak jatuh cinta kepadamu di usia yang masih terlalu muda, aku memang selalu bukan seperti lelaki biasanya. Aku harus memiliki tujuan jangka panjang. Aku harus mempersiapkannya dari sekarang.. Aku harus mempersiapkannya dari sekarang..

Ka,
Aku mencintaimu.
Aku ingin menjadi tua bersamamu.

Wassalamu'alaikum.


Bersyukur

Saka, lapar atau rakus (kaya koruptor)?

Di dunia ini, tidak ada yang benar-benar miskin, Ka.
Tidak ada yang benar-benar kekurangan.

Tuhan menciptakan tawa dan tangis. Tuhan mematikan dan menghidupkan. Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan. Tapi Tuhan tidak pernah menciptakan kekayaan dan kemiskinan. Ia menyandingkan kekayaan dengan kecukupan. (*)

Sebenarnya, kita lah yang menciptakan kemiskinan itu lewat standar yang kita buat-buat sendiri.

Seringkali, kita merasa iri kepada mereka yang selalu terpenuhi kebutuhannya karena memiliki banyak harta dan kekuasaan. Padahal, sebenarnya posisi mereka sama dengan kita; sama-sama sedang diuji. Orang kaya, diuji dengan hartanya. Orang pandai, diuji dengan ilmunya. Penguasa, diuji dengan kedudukannya. Orang tertindas, diuji kesabarannya. 

Ka, pada hakikatnya, kita hanya perlu hidup berkecukupan.
Seseorang bisa saja memiliki ratusan pakaian mahal, tapi ia hanya mampu mengenakannya satu sekali waktu. Seseorang bisa saja memiliki banyak makanan lezat di meja makannya, tapi ia hanya mampu menghabiskan beberapa sampai ia kenyang. Seorang tukang bangunan tidak membutuhkan stetoskop dan jarum suntik untuk membangun rumah. Pun juga dokter, tidak membutuhkan linggis dan sekop untuk mengobati pasiennya. Ikan tidak membutuhkan paru-paru untuk bernafas, seperti halnya harimau yang tidak membutuhkan insang untuk beraktivitas.

Bukankah apapun yang kita miliki tapi tidak kita butuhkan, hanya akan membebani kita, Ka?

Ka, setiap orang memiliki peran masing-masing dalam tatanan semesta. Kita tidak bisa menyamaratakannya dengan standar yang kita buat-buat sendiri. Tuhan sangat baik dengan memberikan secukupnya, sesuai apa yang kita butuhkan. Walau terkadang tidak selalu sama dengan yang kita inginkan. Sayangnya, banyak sekali dari kita yang lupa akan hal itu. "Sawang Sinawang", kalau kata orang Jawa bilang.

Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki sekarang, Ka. Dengan bersyukur, kita tidak akan merasa miskin dan akan tetap tersenyum karena merasa cukup.

______________________________
(*) lihat Quran Surah An Najm (53) ayat 43-45 dan 48.

BA(L)IKAN

Bersamamu, aku merdeka. Pun juga kau terhadapku; tanpa undang-undang, tanpa rambu-rambu, dan palang.

Kau bisa menjadi gunung yang kusanjung dan menjadi laut, tempat rasaku berenang. Atau menjadi kertas, tempat dimana puisi-puisiku menetas. 

Sebenarnya, selama kita merasa bahagia, kita bisa menghias dunia kita dengan penuh rasa dan cerita.

Tidak perlu lah kau marah padaku, lewat bahasa tubuhmu yang bicara tanpa suara dan aksara itu.

Mataku dan matamu memang bertatap pandang, tapi mulutmu tetap tertutup malas. Memaksaku masuk kedalam dimensi kesunyian, dimana aku menjadi orang asing bagimu. 

Kau yang berbuat salah, kau juga yang marah. Perasaanmu yang kalah, tapi tetap aku yang harus mengalah. Ah, dasar perempuan. 

Lalu, bagaimana?